Suluk Thariqah Asy-Syadzily

Suluk Thariqah Asy-Syadzily

Kamis, 18 November 2010

Tarjamah Kitab Al Fath Al Muntadzar Pasal 2




MANAQIB HADRATUSY SYAIKHUNA ABU HASAN ALI ASY-SYADZILY

PASAL 2


Dan diceritakan : sesungguhnya ketika para auliya dan para ulama berkumpul di balai pertemuan manshuroh dekat tsugroh dimyathi : syaikh izzuddin bin Abdussalam dan syaikh makinuddin Al-asmari dan syaikh taqiyyuddin bin daqiqil’id dan yang lainnya, mereka semua telah duduk sedang membicarakan Risalah Qusyairiyah dan setiap mereka mengatakan pada beliau. Kami ingin mendengar suatu perkataan darimu tentang makna-makna pembinaan ini, maka beliau berkata ”kalian semua adalah para guru-guru besar Islam dan sungguh telah kalian bicarakan maka bagi saya sudah tidak ada tempat untuk membicarakan, maka mereka berkata pada beliau ”tidak”, tetapi tetap berbicaralah.

Maka beliau memuja dan memuji Alloh dan mulai berbicara sesuatu. Setelah itu maka Syaikh Izzuddin bin Abdis Salam yang menjadi sultonnya para ulama berteriak dari dalam perkemahan dan keluar sambil memanggil-manggilnya dengan suara keras. Kesinilah semua! Untuk mendengar pembicaraan yang dekat dengan kebenaran dari hadapan Alloh, maka dengarkanlah! Dan padahal Syaikh Izziddin itu sebelum berkumpul dengan Syaikh Abi Chasan dia ingkar dengan kaum para sufi dan dia berkata, ”apakah ada toriqoh yang selain Qur’an dan hadits?

Dan setelah Syaikh Izzidin berkumpul dengan Syaikh Abi Chasan dan setelah salut dan pasrah dengan kaum sufi dia berkata. ”Sebagian dari tanda yang agung yang menunjukkan adanya golongan kaum ahli tasawuf itu ialah, mereka sudah bisa mendudukkan agung-agungnya dasar agama yaitu mereka bisa meletakkan kekuasaan karomah-karomah dan yang luar kebiasaan manusia sedangkan para ahli fiqih belum bisa menguasai apa-apa kecuali hanya baru bisa menjalani di jalan-jalannya kaum sufi, seperti yang kelihatan di lahirnya saja.

Maka setelah Syaikh Izzuddin berkumpul dengan kaum sufi dan setelah merasakan toriqoh yang telah dirasakan kaum sufi dan telah bisa memotong besi dengan lembaran kertas, maka dia memuji-muji terhadap kaum sufi dengan pujian yang sangat. 

Syaikh Abi Chasan itu adalah memiliki manakib (sejarah bagus yang khusus) yang agung sebagian dari manakibnya ialah beliau terbuka untuk bisa melihat buku catatan orang-orang yang akan masuk ke toriqoh beliau dan lebarnya buku catatan tersebut ialah sepanjang batas pandangan mata, dari para murid yang baiat langsung pada beliau dan para murid yang setelah beliau wafat sampai akhir zaman, dan seluruh murid-murid akan dibebaskan dari neraka dan Syaikh Abi Chasan r.a diberi Bisyaroh (bebungah) sesungguhnya orang yang melihat beliau dengan rasa cinta dan mengagungkan dia tak akan celaka.

Dan sebagian dari manaqibnya lagi ialah sesungguhnya beliau itu menjadi sebab keberuntungan para muridnya. Dan sebagian dari manaqibnya lagi ialah sesungguhnya beliau berdo’a pada Alloh semoga Alloh mengangkat wali-wali quthub sampai akhir zaman diambilkan dari golongan toriqoh Syadziliyah. 

Dan Alloh mengijabah do’a beliau, maka wali quthub hingga akhir zaman akan diangkat dari golongan toriqoh beliau. 

Dan sebagian dari manaqibnya lagi ialah Syaikh Abul Abbas berkata : ”ketika Alloh hendak menurunkan bencana secara umum maka golongan toriqoh syadzili diberi selamat dari bencana tersebut dengan karomahnya Syaikh Abil Chasan Asyadzili”.

Dan sebagian dari manaqibnya lagi ialah Syaikh Syamsudin Al Chanafi r.a berkata ”Para ahli toriqoh Syadzaliyah itu diberi keunggulan 3 perkata sedangkan yang lainnya tidak diberi, yang pertama ialah sesungguhnya para ahli toriqoh syadzaliyah itu sudah dipilij dari luh mahfudz, yang kedua ialah sesungguhnya bila mereka jadzab bisa pulih kembali seperti semula, yang ketiga ialah sesungguhnya wali quthub yang setelah Syaikh Abil Chasan Asyadzili diambilkan dari ahli toriqoh syadzaliyah”.

Dan sebagian dari manaqibnya lagi ialah sesungguhnya bila beliau mendidik murid-muridnya maka cukup sebentar saja sudah bisa menjadi futuh (terbuka). Dan sebagian dari manakibnya lagi ialah sesungguhnya Rosululloh saw telah mengizini siapa saja yang berdo’a kepada Alloh dengan tawasul kepada Syaikh Abil Chasan Asyadzili, karena Syaikah Abdullah berkata kepada Rosululloh saw tentang tingkah lakunya dari membaca sholawat kepada Rosululloh kemudian membaca Tarhibiyahnya (sifat kependetaan/menjauhi masyarakat) Syaikh Abil Chasan Asyadzili r.a kemudian berdo’a kepada Alloh dengan tawasul kepada Syaikh Abil Chasan Asyadzili, kemudian Syaikh Abdullah bertanya kepada Rosululloh ”Apakah yang seperti ini diizinkan atau tidak diizinkan?, maka Rosululloh menjawab ”Tingkah lakumu yang seperti ini diizini, sebab Syaikh Abi Chasan adalah juz (bagian) dari beberapa juz diriku dan barang siapa tawasul dengan juzku, itu seperti orang yang tawasul dengan diriku.

Syaikh Makinudin Al Asmuru r.a berkata ”Para guru toriqoh itu mengajak masyarakat duduk-duduk dipintu rohmatnya Alloh, tetapi Syaikh Abi Chasan Asyadzili mengajak masyarakat supaya masuk dihadapan Alloh.”

Syaikh Abi Chasan Asyadzili berkata : ”sebagian dari nifaq ialah menampakkan dirinya melakukan sunah rosul saw, tetapi Alloh mengetahui dari orang itu bahwa ada maksud lainnya.” sebagian dari syirik yaitu menjadikan kekasih selain Alloh dan menjadikan penolong selain Alloh, Alloh telah berfirman ”kalian semua itu tidak mempunyai kekasih dan tidak ada yang menolong kalian semua selain Alloh apakah kalian semua tidak berangan-angan.”

Disebutkan dalam syarah qoridah seperti ini : ”sebagian dari mana aibnya Syaikh Abi Chasan Syadzili adalah beliau itu bila naik kendaraan para pembesarnya fuqoro’ dan ahli dunia mereka berjalan dikanan kiri beliau, bendera dikibarkan di atas kepala beliau, gelas minuman ditaruh dihadapannya dan perintah kepada pimpinan fuqoro’ supaya mengatakan : siapa yang menghendaki quthub supaya bertemu Syadzili.

Dan Syaikh Abi Chasan r.a berkata : ”saya diberi oleh Alloh daftar sahabat-sahabat saya dan sahabat-sahabat saya sehingga hari kiamat, yang luasnya sejauh pandangan mata untuk membebaskan sahabat-sahabat saya itu dari neraka. Dan beliau juga berkata ”Andaikan tidak ada ikatan sariat dilisanku, saya bisa menceritakan kalian semua apa yang akan terjadi besok dan besoknya sampai hari kiamat.’

Syaikh Abi Chasan Asyadzili r.a itu adalah memiliki beberapa karomah yang banyak sekali yang tak ada yang bisa menghitungnya kecuali Alloh. Sebagian dari karomahnya ialah Alloh memberinya kunci setiap asma-asma sehingga andai setiap manusia dan jin dijadikan penulisnya pasti mereka kelelahan sedangkan ilmunya Syaikh Abil Chasan Asyadzili tidak akan habis.

Sebagian dari karomahnya lagi ialah bagus budi pekertinya belas kasih pemurah, dari masa kecilnya, umur 6 tahun telah mengenyankan orang-orang kelaparan dari ahli negri Tunis dengan harta pemberian dari alam ghoib. Dan sebagian dari karomahnya lagi ialah beliau kedatangan Nabiyulloh Chidir A.S yang menetapkan beliau menjadi wali agung sejak masih anak-anak yang berusia 6 tahun. Dan sebagian dari karomahnya lagi ialah sesunguhnya beliau tahu dengan isi batinnya manusia.

Dan sebagian dari karomahnya lagi ialah sesungguhnya beliau diberi bisa berbicara dengan malaikat dengan disaksikan dihadapan para murid-muridnya. Dan sebagian dari karomahnya lagi ialah sesungguhnya beliau bisa menjaga kepada para murid-muridnya walaupun berada ditempat yang jauh. Dan sebagian dari karomahnya lagi ialah sesungguhnya beliau bisa memperlihatkan ka’bah dengan jelas dari negara Mesir. Dan sebagian dari karomahnya lagi ialah beliau tak pernah putus selalu melihat lailatul Qodr dari sejak baligh sampai wafatnya, sehingga beliau berkata : Dan sebagian dari karomahnya lagi ialah sesungguhnya setiap orang yang mati yang dikubur yang bersamaan dengan penguburan beliau maka diampuni. Seluruh dosa-dosanya. Dan sebagian dari karomahnya lagi ialah beliau itu mustajab do’anya.

Dan sebagian dari karomahnya lagi ialah sesungguhnya beliau tak pernah terhalang sekejab matapun selalu melihat Rosululloh di dalam 40 th, karena Syaikh Abul Abbas Al Mursiyu r.a berkata ”Bahwa Syaikh Abil Chasan berkata : dimasa 40 tahun saya tidak pernah terhalang dari melihat Rosululloh dan bila saya terhalang sekejab matapun maka saya tidak menganggap terhadap diri saya dari golongan orang-orang Islam (yang sempurna), dan karomah yang seperti ini adalah dari agung-agungnya karomah.

Sebagian dari karomahnya Syaikh Abi Chasan Asyadzili ialah ketika beliau datang di negara maghrib orang-orang kirim surat melaporkan kepada raja (Mesir) dengan laporan kejelekan Abi Chasan, kemudian beliau keluar dari Iskandariyah menghadap raja (Mesir), maka kemudian raja mempercayai kebenaran Syaikh Abi Chasan. Kemudian orang-orang tersebut melaporkan lagi kepada raja bahwa Syaikh Abi Chasan itu Kaimawy (pengusaha mas dari jin) maka hilangkah kepercayaan raja kepada beliau, ketepan saat itu sesungguhnya seorang penjaga rumahnya raja melakukan suatu perkara yang mengharuskan dihukum mati, maka penjaga tersebut ketakutan menghadapi raja dan lari ke Iskandariyah maka Syaikh Abi Chasan melindunginya, dan kemudian raja mengutus utusan untuk menangkap orang tersebut dan berkata kasar terhadap Syaikh Abi Chasan ”kau merusak budakku” lalu Syaikh Abi Chasan menjawab : saya adalah orang yang membuat kebaikan bukan kerusakan.

Kemudian Syaikh Abi Chasan mengeluarkan budak tersebut dari persembunyiannya dan berkata : kencinglah diatas batu ini, maka ketika kencing dibatu tersebut. Seketika berubahlah menjadi mas kira-kira 5 qinthor (+ 5000 dinar), kemudian Syaih Abi Chasan berkata : ambilah mas ini berikan untuk raja supaya ditaruh di baitul maal (gudang negara), dan ketika sampai pada raja, raja kembali mempercayai Syaikh Abi Chasan dan meninggalkan tuduhan yang jelek. Lalu raja datang ziarah kepada Syaikh Abi Chasan dan minta kepada Syaikh Abi Chasan supaya budaknya kencing di atas batu yang dikehendaki raja, lalu Syaih Abi Chasan berkata : yang pokok itu adalah izin Alloh, dan selanjutnya raja selalu percaya terhadap Syaikh Abi Chasan dan menawarkan kepada Syaikh Abi Chasan harta dan jaminan-jaminan, tetapi Syaikh Abi Chasan menolaknya, dan beliau berkata : apakah seseorang yang pelayannya bisa kencing di atas batu kemudian menjadi emas dengan izin Alloh itu membutuhkan bantuan mahluq?

Sebagian dari karomahnya Syaikh Abi Chasan Asyadzily ialah : sesungguhnya beliau pernah suatu hari berbicara masalah zuhud, dan di majlis itu ada seorang faqir yang pakaiannya compang-camping, sedangkan Syaikh Abi Chasan berpakaian yang bagus, maka orang faqir tersebut berkata dalam hatinya ”Bagaimana Syaikh Abi Chasan ini? Beliau berbicara masalah zuhud sedangkan pakaiannya bagusnya seperti ini, sayalah orang yang zuhud terhadap dunia”.

Kemudian Syaikh Abi Chasan menoleh melihat orang faqir tersebut, dan berkata : pakaianmu itu pakaian cinta dunia, karena pakaianmu itu memanggil masyarakat bahwa kamu itu orang faqir (mempunyai kedudukan dihadapat Alloh), tetapi pakaianku ini memanggil masyarakat bila saya orang kaya, orang yang cukup, dan menjaga dirinya (jangan sampai dianggap orang yang zuhud). Kemudian orang faqir tersebut berdiri dihadapan orang banyak dan berkata : Demi Alloh saya adalah orang yang berbicara dalam hatiku bahwa aku adalah orang zuhud (meninggalkan cinta dunia), maka aku mohon ampun kepada Alloh dan taubat pada Alloh.

Kemudian Syaikh Abi Chasan memberi pakaian baru kepada orang faqir tersebut dan menunjukkan orang faqir tersebut supaya berguru terhadap orang yang disebut ibnu Dahhan dan beliau berkata : mudah-mudahan Alloh menjadikan hatinya orang yang bagus-bagus belas kasih kepadamu, dan mudah-mudahan Alloh memberi barokah terhadap apa yang telah diberikan kepadamu, dan mengakhiri hidupmu nanti dengan bagus.

Diantara karomahnya lagi ialah beliau pernah berkata : ”pada toriqoh yang saya jalankan ini, saya membawa ilmu yang belum pernah dibawa orang-orang sebelumku, dan juga pernah berkata : besok di Mesir akan muncul seorang laki-laki yang terkenal sebutannya Muhammad al hanafy, dipipi sebelah kanannya ada tai lalatnya, kulitnya putih kemerah-merahan, asalnya anak yatim yang faqir, akan menjadi kholifahku yang kelima setelahku, akan masyhur dizamannya dan mempunyai kedudukan yang luhur sekali.

Imam Syadzily itu bagaikan lautan di dalam ilmu-ilmu syari’ah dan ilmu alat-alatNya juga ilmu bathinnya syari’ah, karena beliau diberi ringkasan seluruh asma’-asma’ a’dhom warisan dari eyangnya yaitu rosululloh saw, dan oleh karena itu beliau pernah berkata : andaikata seluruh manusia dan jin dijadikan juru tulisku, pasti mereka kelelahan sedangkan ilmuku takkan habis.

Imam Syadzily itu pertama berguru mengambil nasab pada Syaikh Abdissalam al masyisy, kemudian tak mengambil nasab pada siapapun, tetapi justru mengambil nasab berguru pada sepuluh lautan, yang lima di langit dan yang lima di bumi. Maka dari itu ketika ditanya ”siapakah guru anda? Beliau menjawab : pertama yang menjadi nasab guruku ialah : Syaikh Abdul Salam, adapun sekarang saya tak mengambil nasab dari seorangpun, tetapi saya telah berenang (menciduk) ilmu dari 10 lautan yaitu 1- nabi Muhammad saw. 2- S. Abu Bakar ra. 3- S. Umar ra. 4- S. Utsman ra. 5- S. Ali ra. 6- Malaikat Jibril as. 7- M. Mikail as. 8- M. Isrofil as. 9- M. Izrooil as. 10- Ruhul Akbar solawatulloh wasalamushu alaihim ajmaiin.

Imam Syadzili itu adalah lebih ma’rifat-ma’rifatnya orang yang ada pada saat itu maka dari itu Syaikh Takiyuddin bin daqiq Al-’id ra berkata aku belum pernah melihat orang yang lebih ma’rifat pada Alloh dari pada Syaikh Abi Chasan Asyadzili beliau itu adalah orang yang luas dalam ilmu Hakikotnya. Sebagian yang menunjukkan bahwa beliau memiliki ilmu Hakikot Yang Agung ialah beliau pernah berkata : saya pernah diberi kabar gembira seperti ini.

”Hai Ali tak ada majlis ilmu fiqih yang lebih agung di atas bumi ini dari pada majlisnya Syaikh Izziddin Abdissalam sebagai sulton ulama, dan tak ada majlis ilmu hadits yang agung di atas bumi ini dari pada majlisnya Syaikh Abdil A’dim Al-Mundiri, dan tak ada majlis ilmu hakikot yang agung di atas bumi ini dari pada majlismu.

Syaikh Abi Hasab Asyadzili pernah berkata : ”Saya bertemu Rosul lalu saya bertanya apa hakikinya mengikuti? Rosul menjawab : ”Yaitu melihat orang yang diikuti dalam segala tingkah, dan bersama dalam segalanya, dan ada di dalamnya setiap waktu apa saja.

Dan Syaikh Abi Chasan Asyadili juga berkata jika kamu ingin benar dalam setiap ucapan maka perbanyaklah membaca surat : ”Qulhuwallahu Ahad dan jika kami ingin mudahnya rizki maka perbanyaklah membaca surat kul a’udu birobbil falaq dan jika kamu ingin selamat maka perbanyaklah membaca surat ”Qul a’udu birobbinnas. Wali quthub Robbani Syaikh Abdul Wahab Assa’roni berkata : sebagian ulama berkata paling sedikitnya memperbanyak bacaan ialah 70 kali setiap hari sampai 700 kali.

Syaikh Abi Chasan berkata : ”Lebih benar-benarnya ucapan ialah ucapan Laailaaha illallaah dalam keadaan bersih. Dan Syaikh Abi Chasan juga berkata jika kamu ingin hatimu tidak jelek, tidak menemui kesusahan dan perihatin, dan tidak terus-menerus ke tempat dosa, maka perbanyaklah membaca :

”Subhaanallaahi wa bihamdihi
Subhanallaahil adhiim
Laa ilaaha illa huwa.

Allaahumma tsabbit ’ilma haa 
fi qolbii wagfirlil dzanbii".


Syaikh Abi Chasan R.A berkata : kamu jangan memilih suatu perkara, dan pilihlah perkara yang tidak dipilih. Dan Syaikh Abi Chasan juga berkata : para wali itu tidak butuh segala sesuatu, cukup dengan mempunyai Alloh, dan mereka cukup bersama Alloh tanpa pemikiran dan pilihan lain. Sedangkan para orang ’alim mempunyai pemikiran dan pilihan untuk kebaikan dan pembicaraan untuk mendapatkan faidah-faidah.

Syaikh Abi Chasan Asyadzili R.A berkata ada satu perkara yang bisa menghancurkan beberapa amal, dan kebanyakan manusia tidak mengingatnya yaitu bencinya hamba pada qodo’ Alloh (ketentuan Alloh), dan juga ada dua kebaikan yang menjadikan tidak akan berbahaya dengan banyaknya kejelekan yaitu rido dengan qodo’ Alloh dan memaafkan hamba Alloh dan beliau juga berkata seorang hamba tak akan bisa menghindar dari neraka kecuali mencegah anggota badannya dari maksiat pada Alloh dan menghiasi dirinya dengan menjaga amanat Alloh dan membuka hatinya untuk melihat Alloh dan membuka lisan dan batinnya untuk munajat pada Alloh dan menghilangkan hijab (tirai) diantara dirinya dan diantara sifat-sifat Alloh dan mensaksikan dirinya terhadap ruh-ruh kalimat Alloh kepada Alloh.

Syaikh Abil Chasan Asyadzili berkata : ”ketika dzikir terasa berat dilisanmu dan banyak sia-sianya dalam ucapanmu dan tergelarnya anggota badan dalam syahwatmu dan buntunya pintu pemikiran dalam kebaikanmu maka ketahuilah sesungguhnya yang seperti itu dari besarnya dosamu atau adanya irodah (kehendak) munafik di dalam hatimu dan tidak ada jalan untukmu kecuali satu jalan yaitu taubat dan berbuat baik, dan mohon perlindungan Alloh, dan ihlas di dalam agama Alloh. Apakah kau tidak mendengarkan firmah Alloh : ”kecuali orang-orang yang mau bertaubat dan berbuat baik, minta perlindungan kepada Alloh dan membersihkan agama mereka, maka mereka itulah orang-orang yang bisa bersama-sama dengan orang-orang mukmin”.

Dan Alloh tidak mengatakan dengan perkataan : sebagian dari golongan orang-orang mukmin maka berangan-anganlah dengan perkara ini jika kamu menjadi orang pandai”.

Syaikh Abil Chasan Asyadzili berkata : ”Apabila ilmu kasafmu (terbukanya hati) bertentangan dengan qur’an hadits, maka berpeganglah dengan qur’an dan hadits dan tinggalkan saja ilmu kasafmu dan katakan pada dirimu : Sesungguhnya Alloh menjamin menjaga saya di dalam qur’an hadits, dan tidak menjamin (tidak bertanggung jawab) dari arah ilmu kasaf, ilmu ilham (bisikan), ilmu musyahadah (melihat perkara goib), dan juga para ulama sepakat sebaiknya tidak mengamalkan ilmu kasaf, ilmu ilham, ilmu musyahadah kecuali setelah ditinjau sesuai qur’an hadits”.

Dan beliau juga berkata : ”Bila ada seseorang menghalangimu menuju Alloh maka tetap teguhlah dan mantaplah, Alloh telah berfirman : Hai orang-orang yang beriman bila kalian bertemu menghadapi suatu qoum (golongan) maka tetap teguhlah dan berdzikirlah (berdo’alah) pada Alloh dengan banyak supaya kalian semua beruntung”.

Syaikh Abil Chasan Asyadzili berkata : ”setiap ilmu yang tergerak dalam hati yang digerakkan oleh nafsu dan nafsu merasa lezat dengan ilmu tersebut maka buanglah walaupun ilmu itu haq dan ambilah ilmunya Alloh yang diberikan Rosululloh kemudian ikutlah kepada Rosululloh dan kepada kholifah, kepada para sahabat, dan para tabi’in dan para imam-imam yang mendapat hidayah yang menjauhkan kehendak dan perintah hawa nafsu. Maka kamu akan selamat dari beberapa keraguan dan beberapa prasangka dan beberapa penarik dusta yang menyesatkan yang menyimpang dari hidayah dan haqiqinya hidayah.

Dan beliau juga berkata termasuk sebagian dari lebih menjaganya penjaga dari terjerumus ke dalam cobaan terhadap ma’siat dan dosa. Adalah istigfar, Alloh telah berfirman : "Dan tidaklah Alloh itu menyiksa mereka (ahli Makkah) sedangkan mereka lagi mohon ampun".

Syaikh Abil Chasan r.a berkata : ”Bila kamu majlisan (duduk-duduk) dengan para ulama maka janganlah kamu membicarakan kepada mereka kecuali ilmu yang dinukil dari ketentuan qur’an dan riwayat-riwayat hadits yang shohih, adakalanya berfaidah untuk mereka atau kamu yang mengambil faidah dari mereka yang seperti itu adalah keuntungan yang besar dari mereka. Dan jika kamu majlisan dengan ahli ibadah dan ahli zuhud (ahli bertapa) maka duduk-duduklah ke dalam mereka dengan apa yang mereka anggap baik dan buatlah mudah atas masalah-masalah yang mereka anggap sulit dan berilah mereka rasa ma’rifat yang mereka belum merasakannya. Dan jika kamu majlisan dengan ahli shidiqin maka, pisahkanlah dengan apa yang kau ketahui maka kamu akan mendapat ilmu yang tetap.

Dan Syaikh Abil Chasan Asyadzili berkata : ”termasuk sulit-sulitnya manusia ialah orang yang senang bisa orang-orang tunduk dengan mu’amalahnya sehingga orang-orang tersebut sesuai dengan segala yang ia inginkan sedangkan dirinya sendiri tidak bisa menemukan kehendak nafsunya sendiri, maka carilah nafsumu dengan memuliakan manusia dan jangan kau mencari manusia agar mereka memuliakanmu, dan jangan kau memaksa kecuali terhadap nafsumu sendiri.”

Syaikh Abil Chasan r.a berkata : ”saya telah menghentikan manfaat dari saya untuk diri saya sendiri, maka bagaimana tidak bila saya memutuskan manfaat orang lain untuk diri saya. Dan saya mengharapkan kepada Alloh untuk kemanfaatan orang lain maka bagaimana tidak bila saya mengharap kepada Alloh untuk kemanfaatan diri saya sendiri.

Syaikh Abil Chasan Asyadzili juga berkata : janganlah kau cenderung dengan ilmu dan jangan kepada kekuatan tetapi cenderunglah kepada Alloh. Dan jangan sampai kau menyebarkan ilmumu hanya agar manusia membenarkan dirimu tapi sebarlah ilmumu agar menjadi lantaran Alloh membenarkanmu. Dan dari perkataan beliu tersebut di atas sudah cukup untukmu bila Syaikh Abil Chasan Syadzili itu adalah dari golongan orang-orang ahli ma’rifat, ahli zuhud, ahli membersihkan diri, ahli fiqih (pandai) dalam agama, ahli muroqobah, dan menjadi gurunya orang-orang besar."

[Insya Allah, bersambung ke Kitab Al Fath Al Muntadzar Pasal 3, terima-kasih]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar