Suluk Thariqah Asy-Syadzily

Suluk Thariqah Asy-Syadzily

Kamis, 18 November 2010

Tarjamah Kitab Al Fath Al Muntadzar Pasal 1






MANAQIB HADRATUSY SYAIKHUNA ABU HASAN ALI ASY-SYADZILY



Syaikh Abi Chasan Ali Syadzili adalah seorang wali quthub yang besar, yang menjadi kembangnya jagat serta tentramnya negeri, ilmu dan wasiatnya termasuk hizib-hizibnya seperti hizib nasor dan lain-lain itu selalu menjadi ketentraman hati bagi para pengikutnya dan para wali, juga menjadi bekalnya para muslimin yang telah merasakan nikmatnya menghambakan diri kepada Alloh dzat yang maha kuasa.

Maka di sini perlu saya sampaikan dengan maksud mudah-mudahan saya dan para pembaca juga para pendengar bisa menjadi orang yang bila mendengar perkara dan keterangan-keterangan baik, bisa meniru, tetapi bila mendengar perkara dan keterangan-keterangan jelek, bisa dengan cepat meninggalkannya. 

Amin Ya Robbal alamin.

Yang perlu saya sampaikan di sini ialah :
1. Bab kelahiran dan kematiannya Syaikh Abi Chasan Ali Syadzili:
2. Bab nasab dan silsilahnya Syaikh Abi Chasan Ali Syadzili:
3. Bab sifat-sifatnya Syaikh Abi Chasan Ali Syadzili:
4. Bab karomah-karomahnya Syaikh Abi Chasan Ali Syadzili:
5. Bab guru-gurunya Syaikh Abi Chasan Ali Syadzili:
6. Bab qoul-qoulnya (perkataan-perkataannya) Syaikh Abi Chasan Ali Syadzili:

Lahir dan wafatnya Syaikh Abi Chasan r.a. Imam Syadzili itu dilahirkan di kota Syadilah yaitu suatu desa di daerah gimaroh, Afrika bagian barat tahun 593 Hijriah. Dan ketika beliau berumur 6 tahun pergi ke negara tunis, dan bertepatan saat itu krisis, sehingga banyak di jalan-jalan orang-orang yang kesakitan dan kelaparan.

Maka dengan kebaikan dan rasa belas kasihannya beliau berkata : ”umpama saya punya uang, pasti akan ku belikan roti untuk orang-orang yang kelaparan. Maka kemudian Alloh menguji beliau dengan memenuhi uang di kantong beliau dari alam ghoib, dan diperintahkan untuk membelikan roti dengan yang tersebut. Maka kemudian secepatnya beliau membeli roti, kemudian membagikannya pada orang-orang yang kelaparan tersebut, sehingga semuanya kenyang.

Dan setelah itu beliau secepatnya pergi ke masjid, sebab saat itu bertepatan hari Jum’at. Dan ketika sampai di masjid lalu sholat sunnah, kemudian duduk i’tikaf. Dan waktu belum lama duduknya, tiba-tiba datang orang laki-laki yang berwibawa tingkah lakunya, mengucapkan salam pada beliau, dan laki-laki tersebut memberi tahu, bahwa namanya Ahmad Hidir dan mengatakan bahwa dirinya datang kesini diperintah untuk menetapkan iman Syadzili menjadi wali Agung, karena imam Syadzili mempunyai akhlak yang Agung dan mulya. Ketika selesai sholat Jum’at imam Syadzili mencari Nabi Hidir tapi tak menemukannya, maka kemudian imam Syadzili pergi kehadapan Syaikh Abi Sa’id Al-baji.

Ketika sampai dihadapannya, kemudian Syaikh Abi Syaid berkata pada Syaikh Abi Chasan tentang apa yang ada pada perjalanan Syaikh Abi Chasan, tentang membelinya roti dengan uang dari alam ghoib, dan tentang pertemuannya dengan Nabi Hidir, tentang ucapan salamnya dan tentang pemberitahuan namanya dan tentang pemberitahuan Nabi Hidir bahwa kedatangannya diperintahkan untuk menetapkan Syaikh Abi Chasan sebagai wali Agung. Setelah Syaikh Abi Chasan mendengar seperti itu beliau sangat gembira karena merasa sudah sampai apa yang dikehendaki. Maka kemudian beliau tetap tinggal berguru dihadapan Syaikh Abi Sa’id beberapa tahun, sehingga melaksanakan haji beberapa kali bersamanya.

Setelah Syaikh Abi Chasan menjadi alim dan merasa cukup berguru dengan dohirnya ilmu syari’at, kemudian pamit pindah ke negara irak. Syaikh Abi Chasan memulai datang ke rumah Syaikh Abil Fath Al-wasithi. Beliau adalah gurunya negeri barat daerah mesir dan menjadi guru torikot di saat itu.

Dan ketika Syaikh Abi Chasan menjelaskan tujuan kedatangannya, Syaikh Abil Fath berkata : ”bahwa wali quthub yang dicarinya tak ada di tanah irak, tapi ada di negara bagian barat yaitu di negrinya Syaikh Abi Chasan sendiri, dan Syaikh Abil Fath juga memberi isyaroh bahwa wali quthub yang dicarinya ada di atas suatu gunung.

Maka berangkatlah imam Syadzili menuju gunung yang di isyarohkan tersebut, setelah sampai di bawah gunung, lalu beliau siap-siap untuk mengagungkan wali quthub tersebut, lalu mandi di sumberan air yang ada di bawah gunung. Ketika Syaikh Abi Chasan mau berangkat kehadapan wali quthub, tiba-tiba sebelum Syaikh Abi Chasan mengangkat kakinya, justru wali quthub tersebut menjemput datang ke tempat Syaikh Abi Chasan mandi, dan berkata : ”sesungguhnya Rosululloh saw telah memberi kabar kepadaku bahwa Syaikh Abi Chasan akan datang padaku.

Dan Rosululloh saw perintah padaku untuk mendidik Syaikh Abi Chasan. Maka ketika Syaikh Abi Chasan cukup ilmunya dari wali quthub tersebut, maka Syaikh Abi Chasan diperintah untuk kembali ke asal negerinya yaitu Syadzila. Dan dikatakan : ”sesungguhnya dirinya akan disebut-sebut dengan nama Syadzili dan akan menjadi wali quthub di negara Mesir. Kemudian Syaikh Abi Chasan kembali ke desa Syadzili.

Ketika telah berumur 19 tahun, Syaikh Abi Chasan mimpi bertemu dengan Rosululloh saw dan diperintahkan untuk hijroh (pindah) ke Mesir dan dikatakan : bahwa dirinya akan diberi 70 karomah di dalam toriqohnya dan diberi 40 murid dari golongan wali-wali siddiqin, dan ketika Syaikh Abi Chasan datang dinegara Mesir tersebut ketepatan saat wafatnya Syaikh Abi Hajjaj al aqshory sebagai pemegang wali quthub di negara Mesir yaitu malam nisfu sya’ban th. 612 H, dan di saat itu juga Syaikh Abi Chasan dijadikan pemegang wali quthub di negara Mesir sebagai ganti Syaikh Abi Hajjaj al aqshory RA.

Dan Syaikh Abi Chasan itu ketika sampai dinegara Mesir dan menetap disana yaitu tahun 612 H beliau menyebarkan dan mengajarkan ilmu hakikot sehingga banyak sekali orang-orang besar dari para ulama dan auliya yang masuk dalam jamaah beliau dan mengambil berkah dengan bay’at kepada beliau seperti shulton ulama Syaikh Izzudin bin Abdi salam dan Syaikh Islam misrol mahrusah dan golongan ushfur dan Syaikh Tanbihudin dan guru ahli hadits Syaikh Abdul ’Adzim Al mundziri dan Syaikh Ibnu Sholah dan Syaikh Ibnu hajib dan Syaikh Muhyidin Ibnu Shuroqoh dan Syaikh Alimin dan yang lainnya.

Sehingga sampai 40 orang dari golongan Shidiqin. Dan Syaikh Abi Chasan r.a itu adalah dari golongan wali yang agung dari kesabarannya dari beberapa macam cobaan. Sebagian dari cobaan beliau ialah sesungguhnya ahli negara beliau menghukumi beliau kafir zindiq, sehingga mereka mengusir beliau beserta jamaah beliau dari negara magrib. Kemudian mereka menulis surat kepada perwakilan Iskandariyah bahwa sesungguhnya akan datang kepada kalian semua golongan kafir zindiq bangsa magrobiy maka takutlah berkumpul dengan mereka, maka setelah Syaikh Abi Chasan datang didaerah Iskandariyah dan beliau menemui mereka maka mereka mencela beliau kemudian mereka melaporkan beliau kepada raja Iskandariyah.

Jadi beliau tak henti-henti dalam kesakitan-kesakitan sampai-sampai ketika beliau pergi ibadah haji dengan para manusia dalam beberapa tahun terputus ibadah haji dengan para manusia dalam beberapa tahun terputus dari banyaknya pembegal-pembegal, maka beliau tetap sabar, kemudian para manusia itu memuji beliau.

Dan Syaikh Abi Chasan r.a ketika telah berusia 63 tahun beliau hendak pergi ibadah haji maka ketika sampai ditanah lapangnya ’Idzab, beliau wasiat kepada murid-muridnya supaya menghafalkan do’a hizib bacher dan berwasiat bahwa sesungguhnya Syaikh Imam Abil Abbas Al Mursiyyi r.a dengan kehendak Alloh dan ridho Alloh dijadikan pengganti beliau setelah wafatnya beliau kemudian Syaikh Abil Chasan mengambil air wudhu, kemudian sholat sunah, kemudian beliau berkata ”wahai tuhanku, wahai tuhanku kapan adanya pertemuan?” tak henti-henti sampai terbit fajar maka ketika berhenti mendekatlah putra beliau maka tiba-tiba beliau telah kembali ke rohmatullah. Dan banyak sekali para wali-wali besar yang datang mensholati jenazah beliau, dan mengambil berkah dengan mengiring jenazah beliau kemudian beliau dikuburkan ditempat itu (shohro’ idzab) dalam bulan dzulqo’dah tahun 656 H.

Syaikh Abil Chasan adalah bernama Sayid Abu Chasan Assyadiliy putranya Sayid Abdullah putranya Sayid Abdul Jabar, putranya Sayid Tamim, putranya Sayid Hurmuz putranya Sayid Khotim, putranya Abdillah, putranya Sayid Yusuf, putranya Sayid Yusa’, putranya Sayid Wardi, putranya Sayid Ali putranya Sayid Ahmad, putranya Sayid Muhammad, putranya Sayid ’Isa, putranya Sayid Idris Almutsanna, putranya Sayid Idris putranya Sayid Abdullah, putranya Sayidinaa Chasan Al mutsana, putranya Sayidina Chasan, putranya  Sayyidina Ali Murtadho bin Abi Thalib dengan Sayidah Fatimah putrinya Nabi Muhammad saw.

Silsilahnya Syaikh Abil Chasan Assyadiliy dari guru dzikir Sirrilalah daripada Syaikh Abi Abdullah Muhamad bin Charozin, beliau dari Syaikh Abi Muhamad Sholeh bin banshori Addakaaliy, beliau dari Syaikh Abi Madyan Al andalusi, beliau dari Syaikh Quthub Abi Ya’inna adar, beliau dari Syaikh Abi Muhammad Tannur, beliau dari Syaikh Abi Muhamad Abdul Jalil, beliau dari Syaikh Abil fadli Al Hindi Abdillah bin Abi Basyar, beliau dari Syaikh Abi Basyar Al Chasan Al Jauhari, beliau dari Syaikh Abi Ali Annuriy, beliau dari Syaikh Abil Chasan Assarry Assiqoty, beliau dari Syaikh Abi Mahfudz Ma’ruf bin firuzil Kurochi, beliau dari Syaikh Sulaiman dawud Atthi’i, beliau dari Syaikh Habib Al’ajamiy beliau dari Syaikh Abi Bakar bin Muhamad bin Sirin, beliau dari Sayidina Anas r.a, beliau dari Rosulullah saw.

Adapun silsilahnya Syaikh Abil Chasan Assyadiliy r.a dari guru dzikir jahri (silsilah Quthubiyah) ialah Syaikh Quthub Abdussalam, beliau mengambil toriqoh dari Al Quthbus Syarif Abdurrohman, beliau dari Quthub Taqilyuddin Al fuqoiri, beliau dari Quthub fahruddin, beliau dari Quthub Nuruddin beliau dari Quthub Tajuddin beliau dari Quthub Syamsuddin beliau dari Quthub Zinuddin, beliau dari Quthub Abi Ishak Ibrohim Al Bashori beliau dari Quthub Abil Qosim Ahmad Al Mazwani, beliau dari Quthub Sa’id, beliau dari Quthub Sa’du, beliau dari Quthub Abi Muhamad Fathusu’ud, beliau dari Quthub Al Fazwani, beliau dari Quthub Abi Muhamad Jabir, beliau dari Quthub Al Aqthob Sayidina Chasan, beliau dari Sayidina Ali r.a, beliau dari Rosulullah saw.

Menurut keterangan orang yang telah bertemu dengan Syaikh Abi Chasan Asyadzili, bahwa dia adalah seorang laki-laki yang agung, yang tinggi agak kurus, wajahnya wajah seorang pertapa, perawakannya menarik, bentuk wajahnya agak lonjong yang memancarkan sinar keimanan dan keihlasan, adapun kulitnya sawo matang (hitam kemerah-merahan), godeknya tipis, tangannya agak panjang dan jari-jarinya langsing.

Menurut keterangan itu sudah menunjukkan seorang yang agung yang penuh Asror dan hikmah, yang sifat seperti ini sesuai dengan keterangan Abul Azaa’im bahwa diantara sifat imam Asyadzili itu ialah lincah dan gesit, ucapannya pelan dan jelas, masuk kehati, manis bahasanya, ringkas tutur katanya enak didengarkan dan mudah diterima, sehingga apa yang dikatakan punya pengertian yang dalam.

Syaikh Abi Chasan r.a itu sangat tawaddu’, dan sesungguhnya sebagian dari ketawadu’annya ialah : beliau tidak mau berbicara di suatu tempat perkumpulan, kecuali bila dikatakan pada beliau ”berbicaralah!” maka baru mau berbicara, dan perkataan beliau itu halus, dan bisa ditanggapi orang-orang besar dan orang-orang kecil karena kebijaksanaan beliau, dan keadilan beliau, dan karena beliau mengerti ilmu-ilmunya para ulama, dan sifat-sifatnya raja0raja dan kebijaksanaannya ahli hikmah.

[Insya Allah, bersambung ke Kitab Al Fath Al Muntadzar Pasal 2, terima-kasih]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar